WA: 081805604623 TOKO KARANGAN BUNGA FLORIST GIANYAR (UBUD, SUKAWATI, BLAHBATUH, DLL) TOKO BUNGA DI GIANYAR BALI, TOKO BUNGA DI GIANYAR

TOKO BUNGA GIANYAR, TOKO BUNGA DI GIANYAR

“ROSE FLORIST GIANYAR” adalah toko bunga/ florist yang melayani pengiriman bunga papan ucapan, dll secara online di BLAHBATUH, GIANYAR dan sekitarnya.

Kami TOKO BUNGA GIANYAR melayani pengiriman:
 PAPAN BUNGA UCAPAN untuk:
-Selamat pernikahan / Selamat dan bahagia
-Turut belasungkawa / Duka cita
-Selamat atas peresmian usaha
-Selamat ulang tahun /Dirgahayu
-Selamat ulang tahun pernikahan
-Selamat atas serah terima jabatan
-Selamat Pengangkatan Sebagai Guru Besar
-Selamat Wisudawan dan Wisudawati, dll

HARGA BUNGA PAPAN 
(sudah termasuk ongkir DI BLAHBATUH DAN SUKAWATI) Toko Bunga Di Gianyar

SMS ke - 081805604623 (FAST RESPON)
Chat WA ke - 081805604623 (FAST RESPON)
Dengan menyebutkan alamat lengkap pengiriman, tgl dan jam kirim, kami balas segera.
 Toko Bunga Di Gianyar


 Toko Bunga Di Gianyar- AREA KIRIM KAMI MELIPUTI:
1. BLAHBATUH (FREE ONGKIR)
2. KOTA GIANYAR (ONGKIR RP. 50.000 )
3. PAYANGAN (ONGKIR RP. 100.000)
4. SUKAWATI (FREE ONGKIR)
5. TAMPAKSIRING (ONGKIR RP. 150.000)
6. TEGALLALANG (ONGKIR RP. 150.000)
7. UBUD (ONGKIR (ONGKIR RP. 75.000 )
UNTUK ONGKIR DI LUAR KOTA-KOTA KECAMATAN DI ATAS ONGKIRNYA SESUAI JARAK.

MODEL & HARGA BISA KLIK DIBAWAH INI :

BUNGA PAPAN SELAMAT & WEDDING

BUNGA PAPAN DUKACITA

 Toko Bunga Di Gianyar

CARA PEMESANAN & PEMBAYARAN
  1. Pemesanan dapat dilakukan melalui WA ke 081805604623. Setelah disepakati mohon kirim melalui SMS/ Telp atau email dengan menyebutkan:
-          Harga bunga papan
-          Ucapan / kata-kata dalam bunga papan
-          Nama pengirim
-          Alamat pengiriman yang lengkap berikut no telp./HP penerima bunga.
  1. Kami akan segera mengkonfirmasi jumlah pembayarannya. Dan mohon transfer pembayarannya via BCA atau BRI ke rekening kami, lalu konfirmasi pembayarannya melalui Telp./SMS.
  1. Order akan segera diproses dan dikirim. Foto, nota dan tanda terima bisa kami kirim lewat email/ MMS atau post.

Rekening Bank Kami:
Bank BCA
No. 8270394168
An, NYOMAN SUADNYANA

================================================================

Gambaran Umum Kabupaten Gianyar

1.    GEOGRAFI
 Toko Bunga Di Gianyar
Kabupaten Gianyar merupakan satu sembilan Kabupaten/Kota yang ada di Propinsi Bali. Secara Astronomis Kabupaten Gianyar terletak diantara 80180 520 Lintang Selatan, 1150 050 290 dan 1150 220 230Bujur Timur. Batas-batas administrasi sebagai berikut :
Sebelah Utara       :  Kabupaten Bangli
Sebelah Timur      :  Kabupaten Klungkung/Bangli
Sebelah Selatan   :  Kota Denpasar dan Selat Badung
Sebelah Barat        :  Kabupaten Badung
Kabupaten Gianyar meliputi wilayah daratan dengan luas 368 Kmatau 36.800 Ha, yang terdiri dari :
1.      Kecamatan Sukawati                     :  55,02 Km2 (14,95%)
2.      Kecamatan Blahbatuh                    :  39,70 Km2 (10,79%)
3.      Kecamatan Gianyar                        :  50,59 Km2 (13,75%)
4.      Kecamatan Tampaksiring              :  42,63 Km2 (11,58%)
5.      Kecamatan Ubud                              :  42,38 Km2 (11,52%)
6.      Kecamatan Tegallalang                   :  61,80 Km2 (16,79%)
7.      Kecamatan Payangan                     :  75,88 Km2 (20,62%)
Dibanding dengan wilayah Provinsi Bali yang luasnya : 563.286 Ha, berarti luas Kabupaten Gianyar hanya 6,53% dari luas wilayah Propinsi Bali.
Bila dirangking antar Kabupaten dari sisi luas wilayahnya Kabupaten Gianyar menempati urutan ke-7 (tujuh) berada diatas Kota Denpasar dan Kabupaten Klungkung.
2.     FISIOGRAFI DAN TOPOGRAFI
 Toko Bunga Di Gianyar
Wilayah Kabupaten Gianyar membentang dari Utara yaitu wilayah atas ke Selatan berupa wilayah pantai dari lautan samudra Indonesia. Keadaan tanah rata-rata tidak begitu tinggi diatas permukaan laut. Bagian Selatan daerah ini 30% diantaranya merupakan daratan, sedangkan bagian wilayah Utara merupakan daerah yang bergelombang. Tanah yang mencapai ketinggian 750 Meter dari permukaan laut tidak begitu luas (2.463,5 Ha), dibandingkan dengan luas daratan.
Di bagian Selatan merupakan tanah-tanah datar dan agak rendah karena dekat dengan laut. Di daerah ini terbentang pantai berpasir hitam sepanjang + 20 Km. Wilayah Kabupaten Gianyar tidak memiliki Danau maupun Gunung.
Formasi Batuan di Kabupaten Gianyar terdiri dari formasi kwarterberasal dari lafa dan endapan lahar Buyan, Bratan dan Batur. Tutupan lafa dan lahar cukup tebal sehingga sungai yang terdapat di daerah ini mempunyai lembah aliran yang sempit dan dalam, terutama pada daerah yang bergelombang di bagian Utara Kabupaten Gianyar.
Sungai mengalir dari pegunungan di daerah Utara kearah Selatan menuju Samudra Indonesia. Sunagi-sungai ini kebanyakan bersifat permanen dan mengalirkan air sepanjang tahun. Nma-nama dan panjang Sungai yang mengalir dan mengairi Wilayah Kabupaten Gianyar  adalah sebagai berikut: Sungai Yeh Oos panjangnya 44.000 M, SungaiPetanu : 38.100 M, Pakerisan : 36.500 M, Sangsang : 32.500 M, Sangku : 6.500 M, Dos : 453.500 M, Dan Nangka : 7.000 M. Sungai Cangkir merupakan batas dengan Kabupaten  Badung, dan Sungai Melangit merupakan pembatas Wilayah Kabupaten Gianyar  dengan Kabupaten Klungkung.
3.     IKLIM
 Toko Bunga Di Gianyar
Sama halnya dengan Kabupaten lainnya di Provinsi Bali, perbedaan iklim di Kabupaten Gianyar tidak  terlalu nyata. Dari unsur-unsur iklim yang ada, perbedaan iklim hanya bisa dilihat dari curah hujan. Curah hujan ini merupakan unsur iklim yang utama yang berpengaruh bagi kehidupan  masyarakat di Kabupaten Gianyar, juga Daerah lain di Bali.
Keadaan iklim Kabupaten Gianyar adalah iklim laut Tropis. Kabupaten Gianyar yang merupakan bagian dari Pulau Bali terletak diantara 2 (dua) Benua dan 2 (dua) Samudra sehingga memiliki 2 (dua) musim yaitu Musim Kemarau yang jatuh pada bulan April sampai dengan Oktober, dan Musim hujan yang jatuh pada bulan Oktober sampai dengan April tahun berikutnya. Diantara dua musim tersebut diselingi oleh musim Pancaroba, yaitu musim peralihan yang terdapat pada saat pergantian musim dari Musim Kemarau ke Musim Hujan dan sebaliknya. Suhu udara di Kabupaten Gianyar rata-rata adalah 26? Celcius, dimana suhu udara terendah sekitar 23? Celcius dan yang tertingi 29? Celcius, dengan kelembaban udara rata-rata 82%.
Dari Alat Pencatat Hujan Station Gianyar, terbaca curah hujan sebesar 963 mm selama periode 2007 tercatat 56,6 mm merupakan bulan terkering ditahun itu.
Curah hujan sebelumnya berturut-turut : tahun 2004 = 1811 mm; tahun 1995 = 1722 mm; tahun  1994 = 1765 mm; tahun 1993 = 1294 mm; tahun1992 = 1437 mm dan tahun 1991 tercatat 1415 mm.
4.     FLORA DAN FAUNA
 Toko Bunga Di Gianyar
Sumber daya alam hayati yang berupa Flora dan Fauna, perlu dilindungi secara lestari , selaras dan seimbang, bagi kesejahteraan masyarakat dan manusia pada umumnya , baik sekarang maupun generasi yang akan datang . Flora dan Fauna yang merupakan Ciri Khas Daerah dapat dijadikan promosi demi pembangunan dalm keanekaragaman hayati dan bermanfaat mendukung program pariwisata, menumbuh-kembangkan rasa cinta alam, dan sekaligus sebagai pencerminan cinta Lingkungan. Flora dan Fauna yang diidenfikasikan langka di Kabupaten Gianyar adalah sebagai berikut:
1.      Flora     =   Leci.
2.      Fauna     =   Lembu Putih dan Kokokan
Leci diusulkan menjadi identitas  flora bagi Kabupaten Gianyar, dan identitas faunanya adalah Lembu Putih. Tanaman Leci mungkin termasuk tumbuhan langka di Indonesia, tanaman ini banyak terdapat di Kabupaten Gianyar, tepatnya di Kecamatan Payangan. Lembu Putih berdasarkan pendataan terakhir populasinya sebanyak 43 ekor, 19 ekor jantan dan 24 ekor betina, terdapat di Desa Taro Kecamatan Tegallalang.
5.    ADMINISTRASI
 Toko Bunga Di Gianyar
LEMBAGA PEMERINTAH
·         7    Kecamatan
·         6    Kelurahan
·         64  Desa
·         504  Banjar Dinas
·         43  Lingkungan
LEMBAGA ADAT
·         271    Desa Pekraman
·         534     Sekaa Teruna
·         7    Widya Sabha Kecamatan
PENDUDUK
 Toko Bunga Di Gianyar
Jumlah Penduduk di Kabupaten Gianyar Tahun 2008 sebanyak      438.974 Jiwa dengan kepadatan Penduduk 1.193 Jiwa / Km2.
1.      Kecamatan Sukawati                     :  94.011 Jiwa
2.      Kecamatan Blahbatuh                    :  60.873 Jiwa
3.      Kecamatan Gianyar                        :  81.124 Jiwa
4.      Kecamatan Tampaksiring                 :  45.074 Jiwa
5.      Kecamatan Ubud                           :  67.064 Jiwa
6.      Kecamatan Tegallalang                   :  49.117 Jiwa
7.      Kecamatan Payangan                     :  41.711 Jiwa
1.    GEOGRAFI
 Toko Bunga Di Gianyar
Kabupaten Gianyar merupakan satu sembilan Kabupaten/Kota yang ada di Propinsi Bali. Secara Astronomis Kabupaten Gianyar terletak diantara 80 180 520 Lintang Selatan, 1150 050 290 dan 1150 220230 Bujur Timur. Batas-batas administrasi sebagai berikut :
·         Sebelah Utara      :  Kabupaten Bangli
·         Sebelah Timur     :  Kabupaten Klungkung/Bangli
·         Sebelah Selatan   :  Kota Denpasar dan Selat Badung
·         Sebelah Barat      :  Kabupaten Badung
Kabupaten Gianyar meliputi wilayah daratan dengan luas 368 Kmatau 36.800 Ha, yang terdiri dari :
a.   Kecamatan Sukawati                     :  55,02 Km2 (14,95%)
1.      Kecamatan Blahbatuh                    :  39,70 Km2 (10,79%)
2.      Kecamatan Gianyar                        :  50,59 Km2 (13,75%)
3.      Kecamatan Tampaksiring              :  42,63 Km2 (11,58%)
4.      Kecamatan Ubud                              :  42,38 Km2 (11,52%)
5.      Kecamatan Tegallalang                   :  61,80 Km2 (16,79%)
6.      Kecamatan Payangan                     :  75,88 Km2 (20,62%)
Dibanding dengan wilayah Provinsi Bali yang luasnya : 563.286 Ha, berarti luas Kabupaten Gianyar hanya 6,53% dari luas wilayah Propinsi Bali.
Bila dirangking antar Kabupaten dari sisi luas wilayahnya Kabupaten Gianyar menempati urutan ke-7 (tujuh) berada diatas Kota Denpasar dan Kabupaten Klungkung.
2.     FISIOGRAFI DAN TOPOGRAFI
 Toko Bunga Di Gianyar
Wilayah Kabupaten Gianyar membentang dari Utara yaitu wilayah atas ke Selatan berupa wilayah pantai dari lautan samudra Indonesia. Keadaan tanah rata-rata tidak begitu tinggi diatas permukaan laut. Bagian Selatan daerah ini 30% diantaranya merupakan daratan, sedangkan bagian wilayah Utara merupakan daerah yang bergelombang. Tanah yang mencapai ketinggian 750 Meter dari permukaan laut tidak begitu luas (2.463,5 Ha), dibandingkan dengan luas daratan.
Di bagian Selatan merupakan tanah-tanah datar dan agak rendah karena dekat dengan laut. Di daerah ini terbentang pantai berpasir hitam sepanjang + 20 Km. Wilayah Kabupaten Gianyar tidak memiliki Danau maupun Gunung.
Formasi Batuan di Kabupaten Gianyar terdiri dari formasi kwarterberasal dari lafa dan endapan lahar Buyan, Bratan dan Batur. Tutupan lafa dan lahar cukup tebal sehingga sungai yang terdapat di daerah ini mempunyai lembah aliran yang sempit dan dalam, terutama pada daerah yang bergelombang di bagian Utara Kabupaten Gianyar.
Sungai mengalir dari pegunungan di daerah Utara kearah Selatan menuju Samudra Indonesia. Sunagi-sungai ini kebanyakan bersifat permanen dan mengalirkan air sepanjang tahun. Nma-nama dan panjang Sungai yang mengalir dan mengairi Wilayah Kabupaten Gianyar  adalah sebagai berikut: Sungai Yeh Oos panjangnya 44.000 M, SungaiPetanu : 38.100 M, Pakerisan : 36.500 M, Sangsang : 32.500 M, Sangku : 6.500 M, Dos : 453.500 M, Dan Nangka : 7.000 M. Sungai Cangkir merupakan batas dengan Kabupaten  Badung, dan Sungai Melangit merupakan pembatas Wilayah Kabupaten Gianyar  dengan Kabupaten Klungkung.
3.     IKLIM
 Toko Bunga Di Gianyar
Sama halnya dengan Kabupaten lainnya di Provinsi Bali, perbedaan iklim di Kabupaten Gianyar tidak  terlalu nyata. Dari unsur-unsur iklim yang ada, perbedaan iklim hanya bisa dilihat dari curah hujan. Curah hujan ini merupakan unsur iklim yang utama yang berpengaruh bagi kehidupan  masyarakat di Kabupaten Gianyar, juga Daerah lain di Bali.
Keadaan iklim Kabupaten Gianyar adalah iklim laut Tropis. Kabupaten Gianyar yang merupakan bagian dari Pulau Bali terletak diantara 2 (dua) Benua dan 2 (dua) Samudra sehingga memiliki 2 (dua) musim yaitu Musim Kemarau yang jatuh pada bulan April sampai dengan Oktober, dan Musim hujan yang jatuh pada bulan Oktober sampai dengan April tahun berikutnya. Diantara dua musim tersebut diselingi oleh musim Pancaroba, yaitu musim peralihan yang terdapat pada saat pergantian musim dari Musim Kemarau ke Musim Hujan dan sebaliknya. Suhu udara di Kabupaten Gianyar rata-rata adalah 26? Celcius, dimana suhu udara terendah sekitar 23? Celcius dan yang tertingi 29? Celcius, dengan kelembaban udara rata-rata 82%.
Dari Alat Pencatat Hujan Station Gianyar, terbaca curah hujan sebesar 963 mm selama periode 2007 tercatat 56,6 mm merupakan bulan terkering ditahun itu.
Curah hujan sebelumnya berturut-turut : tahun 2004 = 1811 mm; tahun 1995 = 1722 mm; tahun  1994 = 1765 mm; tahun 1993 = 1294 mm; tahun1992 = 1437 mm dan tahun 1991 tercatat 1415 mm.
4.     FLORA DAN FAUNA
 Toko Bunga Di Gianyar
Sumber daya alam hayati yang berupa Flora dan Fauna, perlu dilindungi secara lestari , selaras dan seimbang, bagi kesejahteraan masyarakat dan manusia pada umumnya , baik sekarang maupun generasi yang akan datang . Flora dan Fauna yang merupakan Ciri Khas Daerah dapat dijadikan promosi demi pembangunan dalm keanekaragaman hayati dan bermanfaat mendukung program pariwisata, menumbuh-kembangkan rasa cinta alam, dan sekaligus sebagai pencerminan cinta Lingkungan. Flora dan Fauna yang diidenfikasikan langka di Kabupaten Gianyar adalah sebagai berikut:
·         Flora     =   Leci.
·         Fauna     =   Lembu Putih dan Kokokan
Leci diusulkan menjadi identitas  flora bagi Kabupaten Gianyar, dan identitas faunanya adalah Lembu Putih. Tanaman Leci mungkin termasuk tumbuhan langka di Indonesia, tanaman ini banyak terdapat di Kabupaten Gianyar, tepatnya di Kecamatan Payangan. Lembu Putih berdasarkan pendataan terakhir populasinya sebanyak 43 ekor, 19 ekor jantan dan 24 ekor betina, terdapat di Desa Taro Kecamatan Tegallalang.
Kabupaten Gianyar adalah sebuah kabupaten di provinsi Bali, Indonesia. Daerah ini merupakan pusat budaya ukiran di Bali. Gianyar berbatasan dengan Kota Denpasar di barat daya, Kabupaten Badung di barat, Kabupaten Bangli di timur dan Kabupaten Klungkung di tenggara. Sejarah Kota GianyarSejarah Kota Gianyar ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar No.9 tahun 2004 tanggal 2 April 2004 tentang Hari jadi Kota Gianyar. Sejarah dua seperempat abad lebih, tempatnya 236 tahun yang lalu, 19 April 1771, ketika Gianyar dipilih menjadi nama sebuah keraton, Puri Agung yaitu Istana Raja (Anak Agung) olehIda Dewa Manggis Sakti maka sebuah kerajaan yang berdaulat dan otonom telah lahir serta ikut pentas dalam percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali.
 Sesungguhnya berfungsinya sebuah keraton, yaitu Puri Agung Gianyar yang telah ditentukan oleh syarat sekala niskala yang jatuh pada tanggal 19 April 1771 adalah tonggak sejarah yang telah dibangun oleh raja (Ida Anak Agung) Gianyar I, Ida Dewata Manggis Sakti memberikan syarat kepada kita bahwa proses menjadi dan ada itu bisa ditarik ke belakang (masa sebelumnya) atau ditarik ke depan (masa sesudahnya).
 Masa kerajaan
 Toko Bunga Di Gianyar
Berdasarkan bukti-bukti arkeologis di wilayah Gianyar sekarang dapat diinterprestasikan bahwa munculnya komunikasi di Gianyar sejak 2000 tahun yang lalu karena diketemukannya situs perkakas (artefak) berupa batu, logam perunggu berupa nekara (Bulan Pejeng), relief-relief yang menggambarkan kehidupan candi-candi atau goa-goa di tebing-tebing sungai (tukad) Pakerisan.
 Setelah bukti-bukti tertulis ditemukan berupa prasasti diatas batu atau logam terindetifikasi situs pusat-pusat kerajaan dari dinasti Warmadewa di Keraton Singamandawa, Bedahulu. Setelah ekspedisi Gajah Mada (Majapahit) dapat menguasai Pulau Bali maka di bekas pusat markas laskarnya didirikan sebuah Keraton Samprangan sebagai pusat pemerintahan kerajaan yang dipegang oleh Lima Raja Bali, yaitu:
1.      Raja Adipati Ida Dalem Krena Kepakisan (1350-1380), sebagai cikal bakal dari dinasti Kresna Kepakisan, kemudian Keraton Samprangan mampu bertahan selama lebih kurang tiga abad.
2.      Ida Dalem Ketut Ngulesir (1380-1460)
3.      Ida Dalem Waturenggong (1460-1550)
4.      Ida Dalem Sagening (1580-1625)
5.      Ida Dalem Dimade (1625-1651).
Dua Raja Bali yang terakhir yaitu Ida Dalem Segening dan Ida Dalem Dimade telah menurunkan cikal bakal penguasa di daerah-daerah. Ida Dewa Manggis Kuning (1600-an) penguasa di Desa Beng adalah cikal bakal Dinasti Manggis yang muncul setelah generasi II membangun Kerajaan Payangan (1735-1843). Salah seorang putra raja Klungkung Ida Dewa Agung Jambe yang bernama Ida Dewa Agung Anom muncul sebagai cikal bakal dinasti raja-raja di Sukawati (1711-1771) termasuk Peliatan dan Ubud. Pada periode yang sama, yaitu periode Gelgel muncul pula penguasa-penguasa daerah lainnya, yaitu I Gusti Ngurah Jelantik menguasai Blahbatuh dan kemudian I Gusti Agung Maruti menguasai daerah Keramas yang keduanya adalah keturunan Arya Kepakisan.
Masa kolonialisme
Dinamika pergumulan antara elit tradisional dari generasi ke generasi telah berproses pada momentum tertentu, salah seorang diantaranya sebagai pembangunan kota keraton atau kota kerajaan pusat pemerintahan kerajaan yang disebut Gianyar. Pembangunan Kota kerajaan yang berdaulat dan memiliki otonomi penuh adalah Ida dewa Manggis Sakti, generasi IV dari Ida Dewa Manggis Kuning.
Sejak berdirinya Puri Agung Gianyar 19 April 1771 sekaligus ibu kota Pusat Pemerintah Kerajaan Gianyar adalah tonggak sejarah. Sejak itu dan selama periode sesudahnya KerajaanGianyar yang berdaulat, ikut mengisi lembaran sejarah kerajaan-kerajaan di Bali yang terdiri atas sembilan kerajaan di Klungkung, Karangasem, Buleleng, Mengwi, Bangli, Payangan, Badung, Tabanan dan Gianyar. Namun sampai akhir abat ke-19, setelah runtuhnya Payangan dan Mengwi di satu pihak dan munculnya Jembrana dilain pihak maka Negara): Klungkung, Karangasem, Bangli dan Gianyar (ENI, 1917).
Masa awal kemerdekaan
Ketika Belanda telah menguasai seluruh Pulau Bali, Kedelapan bekas kerajaan tetap diakui keberadaannya oleh Pemerintah Guberneurmen namun sebagai bagian wilayah Hindia Belanda yang dikepalai oleh seorang raja (Selfbestuurder) di daerah Swaprajanya masing-masing. Selama masa revolusi, ketika daerah Bali termasuk dalam wilayah Negara Indonesia Timur (NIT) otonomi daerah kerjaan (Swapraja) ke dalam sebuah lembaga yang disebut Oka, Raja Gianyar diangkat sebagai Ketua Dewan Raja-raja menggantikan tahun 1947.
Selain itu pada periode NTT dua tokoh lainnya yaitu Tjokorde Gde Raka Sukawati (Puri Kantor Ubud) menjadi Presiden NIT dan Ida A.A. Gde Agung (Puri Agung Gianyar) menjadi Perdana Menteri NIT, Ketika Republik Indonesia Serikat (RIS) kembali ke Negara Kesatuan (NKRI) pada tanggal 17 Agustus 1950, maka daerah-daerah diseluruh Indonesia dengan dikeluarkan Undang-undang N0. I tahun 1957, yang pelaksanaannya diatur dengan Undang-Undang No. 69 tahun 1958 yang mengubah daerah Swatantra Tingkat II (Daswati II). Nama Daswati II berlaku secara seragam untuk seluruh Indonesia sampai tahun 1960. Setelah itu diganti dengan nama Derah Tingkat II (Dati II).
Namun Bupati Kepala Derah Tingkat II untuk pertama kalinya dimilai pada tahun 1960. Bupati pertama di DATI IIGianyar adalah Tjokorda Ngurah (1960-1963). Bupati berikutnya adalah Drh. Tjokorda Anom Pudak (1963-1964) dan Bupati I Made Sayoga, BA (1964-1965). Ketika dilaksanakannya Undang-Undang No. 18 tahun 1965, maka DATI II diubah dengan nama Kabupaten DATI II. Kemudian disempurnakan dengan dikeluarkannya Undang-Undang No. 5 tahun 1974 yang menggantikan nama Kabupaten. Kepala daerahnya tetap disebut Bupati.
Masa sekarang
Sejak tahun 1950 sampai sekarang yang hampir lima dasawarsa lebih telah tercatat sembilan orang Kepala Pemerintahan/Bupati Gianyar, yaitu:
1.      A.A. Gde Raka (1950-1960)
2.      Tjokorda Ngurah (1960-1963)
3.      Drh. Tjokorda Dalem Pudak (1963-1964)
4.      I Made Sayonga (1964-1965)
5.      Bupati I Made Kembar Kerepun (1965-1969)
6.      Bupati A.A. Gde Putra, SH (1969-1983)
7.      Bupati Tjokorda Raka Dherana, SH (1983-1993)
8.      Bupati Tjokorda Gde Budi Suryawan, SH (1993-2003)
9.      Bupati A.A.G. Agung Bharata, SH (2003-2008)
10.  Bupati Ir.Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati,MSi (2008-2013)
11.  Bupati A.A.G. Agung Bharata, SH (2013-2018)
Dari sisi otonomi jelas nampak bahwa proses perkembangan yang terjadi di Kota Gianyar. Otonomi dan berdaulat penuh melekat pada Pemerintah kerjaan sejak 19 April 1771 kemudian berproses sampai otonomi Daerah di Tingkat II Kabupaten yang diberlakukan sampai sekarang.
Berbagai gaya kepemimpinan dan seni memerintah dalam sistem otonomi telah terparti di atas lembaran Sejarah KotaGianyar. Proses dinamika otonomi cukup lama sejak 19 April 1771 sampai 19 April 2005 saat ini, sejak kota keraton dibangun menjadi pusat pemerintahan kerajaan yang otonomi sampai sebuah kota kabupaten, nama Gianyar diabadikan. Sampai saat ini telah berusia 243 tahun, para pemimpin wilayah kotanya, dari raja (kerajaan) sampai Bupati (Kabupaten), memiliki ciri dan gaya serta seni memerintah sendiri-sendiri di bumi seniman. Seniman yang senantiasa membumi di Gianyar dan bahkan mendunia.

Asal-usul Kota Gianyar Berawal Dari Desa Beng
 Toko Bunga Di Gianyar

Desa Beng Tidak bisa dilupakan dari Sejarah Kota Gianyar, karena Asal-usul Kota Gianyar Berawal Dari Desa Beng. Dari Babad Bengkel Manggis Kuning (Dewa Manggis Kuning) yang berkuasa di Desa Beng Bersambung sampai berdirinya Griya Anyar (Gianyar).

Petualangan Dewa Manggis Kuning dari Kerajaan Gelgel Swecapura pada rentang tahun 1580-1665 M diperintahkan oleh Dhalem Segening sebagai sesuhunan Bali-Lombok VI. Dhalem Segening menjalankan politik kawin masal untuk memperbanyak punya keturunan untuk memperkuat kekuasaannya. Putra-putranya yang ditempatkan ke daerah-daerah yang jauh dari Kerajaan Gelgel. Diantaranya yang terkemuka adalah I Gusti Ngurah Panji Sakti yang berkuasa di Buleleng.

Pada suatu hari Dhalem Segening berkunjung ke Desa Manggis Karangasem disana ia terpikat dengan gadis cantik yang berwangsa ksatria. Dan kemudian gadis ini hamil, kemudian melahirkan putra yang rupawan. Setelah lahir sampai dewasa ia tinggal di Desa Manggis Karangasem bersama ibunya dan akhirnya ia menghadapi ayahnya ke Gelgel. Sesampainya di Istana Gelgel mungkin karena kelelahan anak ini duduk di atas batu  keramat di depan istana, semua yang melihat tercengang, karena tidak ada yang berani menduduki batu ini kecuali Dhalem dan putra-putranya. Dhalem kemudian bertanya dari mana asal-usul anak ini. Setelah mendengar penjelasan dari anak ini, Dhalem baru teringat, dan mengakui anak ini adalah putranya. Anak ini diberi nama dengan Dewa Manggis Kuning, karena warna kulitnya kekuning-kuningan.

Suatu hari Dhalem Segening dihadapi oleh I Gusti Anglurah Arya Tegeh Kori yang berkuasa di daerah Badung. I Gusti Anglurah Arya mengajukan permohonan kepada Dhalem agar memberikan salah satu putranya untuk ditempatkan di Badung. Permohonan ini dikabulkan sehubungan sering terjadi pertikaian di Kerajaan Tegeh Kori. Dhalem berkaitan dengan permohonan ini, dan mempersilahkan Arya Badung tersebut ubtuk memilihsalah satu putranya. Pada malam hari Arya Tegeh Kori mendatangi putra-putra Dalem yang sedang tidur. Salah satunya mengeluarkan sinar dari wajahnya dan kemudian Arya Tegeh Kori menandai kaki putra Dhalem dengan kapur sirih. Esok pagi harinya Arya Badung menghampiri Dhalem memohon agar putranya yang ditandai dengan kapur sirih berkenan untuk diajak (dibawa) ke Badung. Permohonan dikabulkan, Dewa Manggis Kuning dibawa ke Badung, semenjak Dewa Manggis Kuning tinggal di Badung, Badung menjadi tentram.

Selanjutnya karena Dewa Manggis Kuning yang wajahnya rupawan di curigai oleh Arya Tegeh Kori, karena isu ada hubungan rahasia dengan istrinya, yang berujung di usirlah Dewa Manggis Kuning. Dewa Manggis Kuning secara diam-diam meninggalkan Badung menuju ke Desa Pahang, daerah kekuasaan Arya Pinatih.

Keberadaan Dewa Manggis Kuning di Desa Pahang membuat I Gusti Arya Pinatih merasa cemas, karena Arya Tegeh Kori berambisi untuk menemukan Dewa Manggis Kuning hidup atau mati. Sebagai belas kasihannya Arya Pinatih memberikan salah satu putrinya sebagai istri Dewa Manggis Kuning untuk menemani perjalanan. Dewa Manggis Kuning juga menginap di kerajaan I Gusti Penatih Bija di Desa Bun demi keamanan. Merasa tidak aman dengan kerajaan Arya Tegeh Kori Badung, I Gusti Arya Bija menyarankan Dewa Manggis Kuning segera meninggalkan Desa Bun.

Perjalanan dengan sembunyi-sembunyi menuju arah timur dari Desa Pahang sampailah di alas (hutan) Bengkel. Setelah merasa aman dari kejaran pasukan Arya Tegeh Kori, Dewa Manggis Kuning merabas hutan kemudian ia bercocok tanam, beternak dan akhirnya menetap disana. Lama kelamaan desa ini berkembang menjadi sebuah desa yang makmur dan dinamai dengan Desa Alas Bengkel yang dari hutan kayu bengkel. Dan sekarang Desa Bengkel kita kenal dengan sebutan Desa Beng. Desa Beng mengalami kemajuan yang pesat dari segi perekonomian yang memberi kesejahteraan bagi masyarakat desa Beng. Dewa Manggis Kuning setelah melakukan persediaan di Pura Bukit Jati dianugerahi senjata sebuah keris yang diberi nama Ki Baru Kama. Senjata lainnya berupa tombak juga diperoleh Dewa Manggis Kuning oleh bidadari yang mengaguminya. Kedua senjata ini dipakainya untuk membebaskan Kerajaan Gelgel yang dikuasai I Gusti Agung Merati. Bersama dengan 40 prajuritnya Dewa Manggis Kuning  ikut bagian perang. Dan berakhir kalahnya I Gusti Agung Maruti. Keturunan Dalem Segening kembali bertahta, namun tidak menempati istana Gelgel karena rusak parah dan di kotori oleh darah-darah dari peperangan. Mereka membuat istana baru di Klungkung, istana ini diberi nama Smara Wijaya Pura, dengan raja pertamanya bernama Dewa Agung Jambe. Kejayaan Dewa Manggis Kuning didengar oleh kerajaan Buleleng dengan rajanya I Gusti Anglurah Panji Sakti. Dan raja buleleng pun memimpin pasukannya untuk menyerbu ke desa Beng. Dewa Manggis Kuning mendengar hal itu menjadi marah, Ia memimpin pasukannya untuk menjaga Desa ini supaya mencegah adanya korban. Pasukan Dewa Manggis Kuning bersenjatakan bambu runcing, bambu runcing ini di pasupati (di upacarai) di sebuah tempat dan kemudian menjadi sebuah pura, bernama Pura Dalem Pering. Pura ini disungsung oleh warga tertentu, dan barisan pring gading akhirnya bernama watek penamun.

Berkat kecekatan Dewa Manggis Kuning, raja Buleleng dan pasukannya mengalami kekalahan, mereka lari tunggang-langgang meninggalkan Desa Beng.  Bukti kemenangan berupa genta gajah dan sampai kini masih ada. Demikian Sawah-sawah dan kebun kacang yang tempat gajah-gajah makan, sekarang dinamai Subak Kacang Bedol. Semenjak itu tombak Dewa Manggis Kuning yang sangat berjasa yang bernama Ki Baru Alis. Akhirnya Desa Beng kembali tentram berkat karisma Dewa Manggis Kuning.

Karena usia tua Dewa Manggis Kuning pun wafat, yang meninggalkan seorang putra yang bernama Dewa Manggis Pahang. Nama ini diambil dari nama ibunya, yaitu I Gusti Ayu Pahang, yang berasal dari desa Pahang Badung. Dewa Manggis Pahang menjadi generasi kedua, juga disebut Dewa Manggis II.

Dewa Manggis Pahang (Dewa Manggis II)
 Toko Bunga Di Gianyar

Dewa Manggis Pahang menggantikan ayahnya memimpin Desa Beng, menjadi kepala desa. Dewa Manggis Pahang menurunkan 5 putra terkemuka. Ibu dari trek ksatria pungakan dari desa Beng; Dewa Manggis Bengkel. Ibu dari treh Arya Pinatih dari desa Tulikup, menurunkan Dewa Made Pinatih, Dewa Nyoman Pinatih,Dewa Ketut Pinatih. Dari ibu wangsa sudra dari desa Dauh Uma menurunkan Dewa Gede Kesiman. Dewa Made Pinatih, Dewa Nyoman Pinatih, Dewa Ketut Pinatih pindah mendirikan puri di desa Serongga. Dewa Ketut Pinatih kemudian pindah lagi dan membangun puri di Abiansemal. Sekentara Dewa Gede Kesiman mendirikan puri di desa Bitera.

Dewa Nyoman Pinatih bergelar Dewata di pendem, karena ia dibunuh oleh adiknya Dewa Ketut Pinatih di desa Kesian Gianyar. Di tempat itu kemudian dibuat pura dan  bernama Pura Pendem, yang disungsung oleh desa Kesian Gianyar. Tidak ada yang menduga terjadi pembunuhan di tempat itu, sehingga tempat itu disebut Tanon, dari Tan Naon (tidak terduga).

Dewa Manggis Bengkel tetap tinggal di kediaman ayahnya di Desa Beng. Ia menggantikan kedudukan ayahnya menjadi kepala desa Beng. DEWA manggis Bengkel sebagai generasi berikutnya disebut Dewa Manggis III.

Dewa Manggis Bengkel (Dewa Manggis III)
 Toko Bunga Di Gianyar

Dewa Manggis Bengkel jatuh hati kepada putri Dewa Gede Pemecutan yang berkuasa di kerajaan Taman Bali Bangli, yang bernama Dewa Ayu Nila Puri. Suatu hari Dewa Manggis Bengkel mengambil paksa sang putri yang sedang mandi di Taman Tirtha Harum, yang terletak di selatan Taman Bali Bangli. Sang putri diboyong ke Desa Beng.

Raja Taman Bali ternyata salut dengan keberanian Dewa Manggis Bengkel. Sehingga hubungan Desa Beng dan Taman Bali bertambah erat. Dari pernikahan Dewa Manggis Bengkel dan Dewa Ayu Nila Puri menurunkan putra terkemuka bernama Dewa Manggis Api. Disebut juga Dewa Manggis IV. Ia kemudian menggantikan ayahnya yang wafat karena usia tua.


======================================================================
 Toko Bunga Di Gianyar  Toko Bunga Di Gianyar  Toko Bunga Di Gianyar  Toko Bunga Di Gianyar  Toko Bunga Di Gianyar  Toko Bunga Di Gianyar  Toko Bunga Di Gianyar Toko Bunga Di Gianyar  Toko Bunga Di Gianyar  Toko Bunga Di Gianyar  Toko Bunga Di Gianyar  Toko Bunga Di Gianyar  Toko Bunga Di Gianyar  Toko Bunga Di Gianyar Toko Bunga Di Gianyar  Toko Bunga Di Gianyar  Toko Bunga Di Gianyar  Toko Bunga Di Gianyar  Toko Bunga Di Gianyar  Toko Bunga Di Gianyar  Toko Bunga Di Gianyar  Toko Bunga Di Gianyar  Toko Bunga Di Gianyar  Toko Bunga Di Gianyar  Toko Bunga Di Gianyar  Toko Bunga Di Gianyar  Toko Bunga Di Gianyar  Toko Bunga Di Gianyar  Toko Bunga Di Gianyar