TOKO BUNGA GIANYAR, TOKO BUNGA DI GIANYAR
“ROSE FLORIST GIANYAR” adalah toko bunga/ florist yang melayani pengiriman bunga papan ucapan, dll secara online di BLAHBATUH, GIANYAR dan sekitarnya.
Kami TOKO BUNGA GIANYAR melayani pengiriman:
PAPAN BUNGA UCAPAN untuk:
-Selamat pernikahan / Selamat dan bahagia
-Turut belasungkawa / Duka cita
-Selamat atas peresmian usaha
-Selamat ulang tahun /Dirgahayu
-Selamat ulang tahun pernikahan
-Selamat atas serah terima jabatan
-Selamat Pengangkatan Sebagai Guru Besar
-Selamat Wisudawan dan Wisudawati, dll
-Turut belasungkawa / Duka cita
-Selamat atas peresmian usaha
-Selamat ulang tahun /Dirgahayu
-Selamat ulang tahun pernikahan
-Selamat atas serah terima jabatan
-Selamat Pengangkatan Sebagai Guru Besar
-Selamat Wisudawan dan Wisudawati, dll
HARGA BUNGA PAPAN
(sudah termasuk ongkir DI BLAHBATUH DAN SUKAWATI) Toko Bunga Di Gianyar
SMS ke - 081805604623 (FAST RESPON)
Chat WA ke - 081805604623 (FAST RESPON)
Dengan menyebutkan alamat lengkap pengiriman, tgl dan jam kirim, kami balas segera.
Toko Bunga Di Gianyar
Chat WA ke - 081805604623 (FAST RESPON)
Dengan menyebutkan alamat lengkap pengiriman, tgl dan jam kirim, kami balas segera.
Toko Bunga Di Gianyar
Toko Bunga Di Gianyar- AREA KIRIM KAMI MELIPUTI:
1. BLAHBATUH (FREE ONGKIR)
2. KOTA GIANYAR (ONGKIR RP. 50.000 )
3. PAYANGAN (ONGKIR RP. 100.000)
4. SUKAWATI (FREE ONGKIR)
5. TAMPAKSIRING (ONGKIR RP. 150.000)
6. TEGALLALANG (ONGKIR RP. 150.000)
7. UBUD (ONGKIR (ONGKIR RP. 75.000 )
UNTUK ONGKIR DI LUAR KOTA-KOTA KECAMATAN DI ATAS ONGKIRNYA SESUAI JARAK.
2. KOTA GIANYAR (ONGKIR RP. 50.000 )
3. PAYANGAN (ONGKIR RP. 100.000)
4. SUKAWATI (FREE ONGKIR)
5. TAMPAKSIRING (ONGKIR RP. 150.000)
6. TEGALLALANG (ONGKIR RP. 150.000)
7. UBUD (ONGKIR (ONGKIR RP. 75.000 )
UNTUK ONGKIR DI LUAR KOTA-KOTA KECAMATAN DI ATAS ONGKIRNYA SESUAI JARAK.
Toko Bunga Di Gianyar
CARA PEMESANAN & PEMBAYARAN
- Pemesanan dapat dilakukan melalui WA ke 081805604623. Setelah disepakati mohon kirim melalui SMS/ Telp atau email dengan menyebutkan:
- Harga bunga papan
- Ucapan / kata-kata dalam bunga papan
- Nama pengirim
- Alamat pengiriman yang lengkap berikut no telp./HP penerima bunga.
- Kami akan segera mengkonfirmasi jumlah pembayarannya. Dan mohon transfer pembayarannya via BCA atau BRI ke rekening kami, lalu konfirmasi pembayarannya melalui Telp./SMS.
- Order akan segera diproses dan dikirim. Foto, nota dan tanda terima bisa kami kirim lewat email/ MMS atau post.
Rekening Bank Kami:
Bank BCA
No. 8270394168
An, NYOMAN SUADNYANA
================================================================
Gambaran Umum Kabupaten Gianyar
1. GEOGRAFI
Toko Bunga Di Gianyar
Toko Bunga Di Gianyar
Kabupaten Gianyar merupakan satu sembilan Kabupaten/Kota yang
ada di Propinsi Bali. Secara Astronomis Kabupaten Gianyar terletak diantara 80180 520 Lintang Selatan, 1150 050 290 dan 1150 220 230Bujur
Timur. Batas-batas administrasi sebagai berikut :
Sebelah
Utara : Kabupaten Bangli
Sebelah Timur : Kabupaten Klungkung/Bangli
Sebelah Selatan : Kota Denpasar dan Selat Badung
Sebelah Barat : Kabupaten Badung
Sebelah Timur : Kabupaten Klungkung/Bangli
Sebelah Selatan : Kota Denpasar dan Selat Badung
Sebelah Barat : Kabupaten Badung
Kabupaten Gianyar meliputi wilayah daratan dengan luas 368 Km2 atau 36.800 Ha, yang terdiri dari :
1. Kecamatan
Sukawati
: 55,02 Km2 (14,95%)
2. Kecamatan
Blahbatuh
: 39,70 Km2 (10,79%)
3. Kecamatan
Gianyar
: 50,59 Km2 (13,75%)
4. Kecamatan
Tampaksiring
: 42,63 Km2 (11,58%)
5. Kecamatan
Ubud
: 42,38 Km2 (11,52%)
6. Kecamatan
Tegallalang
: 61,80 Km2 (16,79%)
7. Kecamatan
Payangan
: 75,88 Km2 (20,62%)
Dibanding dengan wilayah Provinsi Bali yang luasnya : 563.286
Ha, berarti luas Kabupaten Gianyar hanya 6,53% dari luas wilayah Propinsi Bali.
Bila dirangking antar Kabupaten dari sisi luas wilayahnya
Kabupaten Gianyar menempati urutan ke-7 (tujuh) berada diatas Kota Denpasar dan
Kabupaten Klungkung.
2. FISIOGRAFI
DAN TOPOGRAFI
Toko Bunga Di Gianyar
Toko Bunga Di Gianyar
Wilayah Kabupaten Gianyar membentang dari Utara yaitu wilayah
atas ke Selatan berupa wilayah pantai dari lautan samudra Indonesia. Keadaan
tanah rata-rata tidak begitu tinggi diatas permukaan laut. Bagian Selatan
daerah ini 30% diantaranya merupakan daratan, sedangkan bagian wilayah Utara
merupakan daerah yang bergelombang. Tanah yang mencapai ketinggian 750 Meter
dari permukaan laut tidak begitu luas (2.463,5 Ha), dibandingkan dengan luas
daratan.
Di bagian Selatan merupakan tanah-tanah datar dan agak rendah
karena dekat dengan laut. Di daerah ini terbentang pantai berpasir hitam
sepanjang + 20 Km. Wilayah Kabupaten Gianyar tidak memiliki Danau maupun
Gunung.
Formasi Batuan di Kabupaten Gianyar terdiri dari formasi
kwarterberasal dari lafa dan endapan lahar Buyan, Bratan dan Batur. Tutupan
lafa dan lahar cukup tebal sehingga sungai yang terdapat di daerah ini
mempunyai lembah aliran yang sempit dan dalam, terutama pada daerah yang
bergelombang di bagian Utara Kabupaten Gianyar.
Sungai mengalir dari pegunungan di daerah Utara kearah Selatan
menuju Samudra Indonesia. Sunagi-sungai ini kebanyakan bersifat permanen dan
mengalirkan air sepanjang tahun. Nma-nama dan panjang Sungai yang mengalir dan
mengairi Wilayah Kabupaten Gianyar adalah sebagai berikut: Sungai Yeh Oos
panjangnya 44.000 M, SungaiPetanu : 38.100 M, Pakerisan : 36.500 M, Sangsang :
32.500 M, Sangku : 6.500 M, Dos : 453.500 M, Dan Nangka : 7.000 M. Sungai
Cangkir merupakan batas dengan Kabupaten Badung, dan Sungai Melangit
merupakan pembatas Wilayah Kabupaten Gianyar dengan Kabupaten Klungkung.
3. IKLIM
Toko Bunga Di Gianyar
Toko Bunga Di Gianyar
Sama halnya dengan Kabupaten lainnya di Provinsi Bali, perbedaan
iklim di Kabupaten Gianyar tidak terlalu nyata. Dari unsur-unsur iklim
yang ada, perbedaan iklim hanya bisa dilihat dari curah hujan. Curah hujan ini
merupakan unsur iklim yang utama yang berpengaruh bagi kehidupan
masyarakat di Kabupaten Gianyar, juga Daerah lain di Bali.
Keadaan iklim Kabupaten Gianyar adalah iklim laut Tropis.
Kabupaten Gianyar yang merupakan bagian dari Pulau Bali terletak diantara 2
(dua) Benua dan 2 (dua) Samudra sehingga memiliki 2 (dua) musim yaitu Musim
Kemarau yang jatuh pada bulan April sampai dengan Oktober, dan Musim hujan yang
jatuh pada bulan Oktober sampai dengan April tahun berikutnya. Diantara dua
musim tersebut diselingi oleh musim Pancaroba, yaitu musim peralihan yang
terdapat pada saat pergantian musim dari Musim Kemarau ke Musim Hujan dan
sebaliknya. Suhu udara di Kabupaten Gianyar rata-rata adalah 26? Celcius,
dimana suhu udara terendah sekitar 23? Celcius dan yang tertingi 29? Celcius,
dengan kelembaban udara rata-rata 82%.
Dari Alat Pencatat Hujan Station Gianyar, terbaca curah hujan
sebesar 963 mm selama periode 2007 tercatat 56,6 mm merupakan bulan terkering
ditahun itu.
Curah hujan sebelumnya berturut-turut : tahun 2004 = 1811 mm;
tahun 1995 = 1722 mm; tahun 1994 = 1765 mm; tahun 1993 = 1294 mm;
tahun1992 = 1437 mm dan tahun 1991 tercatat 1415 mm.
4. FLORA
DAN FAUNA
Toko Bunga Di Gianyar
Toko Bunga Di Gianyar
Sumber daya alam hayati yang berupa Flora dan Fauna, perlu
dilindungi secara lestari , selaras dan seimbang, bagi kesejahteraan masyarakat
dan manusia pada umumnya , baik sekarang maupun generasi yang akan datang .
Flora dan Fauna yang merupakan Ciri Khas Daerah dapat dijadikan promosi demi
pembangunan dalm keanekaragaman hayati dan bermanfaat mendukung program
pariwisata, menumbuh-kembangkan rasa cinta alam, dan sekaligus sebagai
pencerminan cinta Lingkungan. Flora dan Fauna yang diidenfikasikan langka di
Kabupaten Gianyar adalah sebagai berikut:
1. Flora
= Leci.
2. Fauna
= Lembu Putih dan Kokokan
Leci diusulkan menjadi identitas flora bagi Kabupaten
Gianyar, dan identitas faunanya adalah Lembu Putih. Tanaman Leci mungkin
termasuk tumbuhan langka di Indonesia, tanaman ini banyak terdapat di Kabupaten
Gianyar, tepatnya di Kecamatan Payangan. Lembu Putih berdasarkan pendataan
terakhir populasinya sebanyak 43 ekor, 19 ekor jantan dan 24 ekor betina,
terdapat di Desa Taro Kecamatan Tegallalang.
5. ADMINISTRASI
Toko Bunga Di Gianyar
Toko Bunga Di Gianyar
LEMBAGA PEMERINTAH
·
7 Kecamatan
·
6 Kelurahan
· 64 Desa
· 504
Banjar Dinas
· 43
Lingkungan
LEMBAGA ADAT
·
271 Desa Pekraman
·
534 Sekaa Teruna
·
7 Widya Sabha Kecamatan
PENDUDUK
Toko Bunga Di Gianyar
Toko Bunga Di Gianyar
Jumlah Penduduk di Kabupaten Gianyar Tahun 2008 sebanyak
438.974 Jiwa dengan kepadatan Penduduk 1.193 Jiwa
/ Km2.
1. Kecamatan
Sukawati
: 94.011 Jiwa
2. Kecamatan
Blahbatuh
: 60.873 Jiwa
3. Kecamatan
Gianyar
: 81.124 Jiwa
4. Kecamatan
Tampaksiring
: 45.074 Jiwa
5. Kecamatan
Ubud
: 67.064 Jiwa
6. Kecamatan
Tegallalang
: 49.117 Jiwa
7. Kecamatan
Payangan
: 41.711 Jiwa
1. GEOGRAFI
Toko Bunga Di Gianyar
Toko Bunga Di Gianyar
Kabupaten Gianyar merupakan satu sembilan Kabupaten/Kota yang
ada di Propinsi Bali. Secara Astronomis Kabupaten Gianyar terletak diantara 80 180 520 Lintang Selatan, 1150 050 290 dan 1150 220230 Bujur
Timur. Batas-batas administrasi sebagai berikut :
· Sebelah
Utara : Kabupaten Bangli
· Sebelah
Timur : Kabupaten Klungkung/Bangli
· Sebelah
Selatan : Kota Denpasar dan Selat Badung
· Sebelah
Barat : Kabupaten Badung
Kabupaten Gianyar meliputi wilayah daratan dengan luas 368 Km2 atau 36.800 Ha, yang terdiri dari :
a. Kecamatan
Sukawati
: 55,02 Km2 (14,95%)
1. Kecamatan
Blahbatuh
: 39,70 Km2 (10,79%)
2. Kecamatan
Gianyar
: 50,59 Km2 (13,75%)
3. Kecamatan
Tampaksiring
: 42,63 Km2 (11,58%)
4. Kecamatan
Ubud
: 42,38 Km2 (11,52%)
5. Kecamatan
Tegallalang
: 61,80 Km2 (16,79%)
6. Kecamatan
Payangan
: 75,88 Km2 (20,62%)
Dibanding dengan wilayah Provinsi Bali yang luasnya : 563.286
Ha, berarti luas Kabupaten Gianyar hanya 6,53% dari luas wilayah Propinsi Bali.
Bila dirangking antar Kabupaten dari sisi luas wilayahnya
Kabupaten Gianyar menempati urutan ke-7 (tujuh) berada diatas Kota Denpasar dan
Kabupaten Klungkung.
2. FISIOGRAFI
DAN TOPOGRAFI
Toko Bunga Di Gianyar
Toko Bunga Di Gianyar
Wilayah Kabupaten Gianyar membentang dari Utara yaitu wilayah
atas ke Selatan berupa wilayah pantai dari lautan samudra Indonesia. Keadaan
tanah rata-rata tidak begitu tinggi diatas permukaan laut. Bagian Selatan
daerah ini 30% diantaranya merupakan daratan, sedangkan bagian wilayah Utara
merupakan daerah yang bergelombang. Tanah yang mencapai ketinggian 750 Meter
dari permukaan laut tidak begitu luas (2.463,5 Ha), dibandingkan dengan luas
daratan.
Di bagian Selatan merupakan tanah-tanah datar dan agak rendah
karena dekat dengan laut. Di daerah ini terbentang pantai berpasir hitam
sepanjang + 20 Km. Wilayah Kabupaten Gianyar tidak memiliki Danau maupun
Gunung.
Formasi Batuan di Kabupaten Gianyar terdiri dari formasi
kwarterberasal dari lafa dan endapan lahar Buyan, Bratan dan Batur. Tutupan
lafa dan lahar cukup tebal sehingga sungai yang terdapat di daerah ini
mempunyai lembah aliran yang sempit dan dalam, terutama pada daerah yang
bergelombang di bagian Utara Kabupaten Gianyar.
Sungai mengalir dari pegunungan di daerah Utara kearah Selatan
menuju Samudra Indonesia. Sunagi-sungai ini kebanyakan bersifat permanen dan
mengalirkan air sepanjang tahun. Nma-nama dan panjang Sungai yang mengalir dan
mengairi Wilayah Kabupaten Gianyar adalah sebagai berikut: Sungai Yeh Oos
panjangnya 44.000 M, SungaiPetanu : 38.100 M, Pakerisan : 36.500 M, Sangsang :
32.500 M, Sangku : 6.500 M, Dos : 453.500 M, Dan Nangka : 7.000 M. Sungai
Cangkir merupakan batas dengan Kabupaten Badung, dan Sungai Melangit
merupakan pembatas Wilayah Kabupaten Gianyar dengan Kabupaten Klungkung.
3. IKLIM
Toko Bunga Di Gianyar
Toko Bunga Di Gianyar
Sama halnya dengan Kabupaten lainnya di Provinsi Bali, perbedaan
iklim di Kabupaten Gianyar tidak terlalu nyata. Dari unsur-unsur iklim
yang ada, perbedaan iklim hanya bisa dilihat dari curah hujan. Curah hujan ini
merupakan unsur iklim yang utama yang berpengaruh bagi kehidupan
masyarakat di Kabupaten Gianyar, juga Daerah lain di Bali.
Keadaan iklim Kabupaten Gianyar adalah iklim laut Tropis.
Kabupaten Gianyar yang merupakan bagian dari Pulau Bali terletak diantara 2
(dua) Benua dan 2 (dua) Samudra sehingga memiliki 2 (dua) musim yaitu Musim
Kemarau yang jatuh pada bulan April sampai dengan Oktober, dan Musim hujan yang
jatuh pada bulan Oktober sampai dengan April tahun berikutnya. Diantara dua
musim tersebut diselingi oleh musim Pancaroba, yaitu musim peralihan yang
terdapat pada saat pergantian musim dari Musim Kemarau ke Musim Hujan dan
sebaliknya. Suhu udara di Kabupaten Gianyar rata-rata adalah 26? Celcius,
dimana suhu udara terendah sekitar 23? Celcius dan yang tertingi 29? Celcius,
dengan kelembaban udara rata-rata 82%.
Dari Alat Pencatat Hujan Station Gianyar, terbaca curah hujan
sebesar 963 mm selama periode 2007 tercatat 56,6 mm merupakan bulan terkering
ditahun itu.
Curah hujan sebelumnya berturut-turut : tahun 2004 = 1811 mm;
tahun 1995 = 1722 mm; tahun 1994 = 1765 mm; tahun 1993 = 1294 mm;
tahun1992 = 1437 mm dan tahun 1991 tercatat 1415 mm.
4. FLORA
DAN FAUNA
Toko Bunga Di Gianyar
Toko Bunga Di Gianyar
Sumber daya alam hayati yang berupa Flora dan Fauna, perlu
dilindungi secara lestari , selaras dan seimbang, bagi kesejahteraan masyarakat
dan manusia pada umumnya , baik sekarang maupun generasi yang akan datang .
Flora dan Fauna yang merupakan Ciri Khas Daerah dapat dijadikan promosi demi
pembangunan dalm keanekaragaman hayati dan bermanfaat mendukung program
pariwisata, menumbuh-kembangkan rasa cinta alam, dan sekaligus sebagai
pencerminan cinta Lingkungan. Flora dan Fauna yang diidenfikasikan langka di Kabupaten
Gianyar adalah sebagai berikut:
·
Flora = Leci.
·
Fauna = Lembu Putih dan Kokokan
Leci diusulkan menjadi identitas flora bagi Kabupaten
Gianyar, dan identitas faunanya adalah Lembu Putih. Tanaman Leci mungkin
termasuk tumbuhan langka di Indonesia, tanaman ini banyak terdapat di Kabupaten
Gianyar, tepatnya di Kecamatan Payangan. Lembu Putih berdasarkan pendataan
terakhir populasinya sebanyak 43 ekor, 19 ekor jantan dan 24 ekor betina,
terdapat di Desa Taro Kecamatan Tegallalang.
Kabupaten Gianyar adalah sebuah kabupaten di provinsi Bali, Indonesia. Daerah ini
merupakan pusat budaya ukiran di Bali. Gianyar berbatasan
dengan Kota Denpasar di barat daya, Kabupaten Badung di barat, Kabupaten Bangli
di timur dan Kabupaten Klungkung di tenggara. Sejarah
Kota GianyarSejarah Kota Gianyar ditetapkan dengan Peraturan
Daerah Kabupaten Gianyar No.9 tahun 2004 tanggal 2 April 2004 tentang Hari jadi
Kota Gianyar. Sejarah dua
seperempat abad lebih, tempatnya 236 tahun yang lalu, 19 April 1771, ketika Gianyar dipilih menjadi nama
sebuah keraton, Puri Agung yaitu Istana Raja (Anak Agung) olehIda Dewa Manggis Sakti maka
sebuah kerajaan yang berdaulat dan otonom telah lahir serta ikut pentas dalam
percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali.
Sesungguhnya berfungsinya sebuah keraton, yaitu Puri Agung Gianyar yang
telah ditentukan oleh syarat sekala niskala yang jatuh pada tanggal 19 April
1771 adalah tonggak sejarah yang telah dibangun oleh raja (Ida Anak Agung) Gianyar I, Ida Dewata
Manggis Sakti memberikan syarat kepada kita bahwa proses menjadi dan ada itu bisa
ditarik ke belakang (masa sebelumnya) atau ditarik ke depan (masa sesudahnya).
Masa
kerajaan
Toko Bunga Di Gianyar
Toko Bunga Di Gianyar
Berdasarkan bukti-bukti arkeologis di wilayah Gianyar sekarang dapat
diinterprestasikan bahwa munculnya komunikasi di Gianyar sejak
2000 tahun yang lalu karena diketemukannya situs perkakas (artefak) berupa
batu, logam perunggu berupa nekara (Bulan
Pejeng), relief-relief yang menggambarkan kehidupan candi-candi atau
goa-goa di tebing-tebing sungai (tukad) Pakerisan.
Setelah bukti-bukti tertulis ditemukan berupa
prasasti diatas batu atau logam terindetifikasi situs pusat-pusat kerajaan dari
dinasti Warmadewa di Keraton Singamandawa, Bedahulu. Setelah ekspedisi Gajah
Mada (Majapahit) dapat menguasai Pulau Bali maka di bekas pusat markas
laskarnya didirikan sebuah Keraton Samprangan sebagai pusat pemerintahan
kerajaan yang dipegang oleh Lima Raja Bali, yaitu:
1. Raja Adipati Ida Dalem
Krena Kepakisan (1350-1380), sebagai cikal bakal dari dinasti Kresna Kepakisan,
kemudian Keraton Samprangan mampu bertahan selama lebih kurang tiga abad.
2. Ida Dalem Ketut
Ngulesir (1380-1460)
3. Ida Dalem Waturenggong
(1460-1550)
4. Ida Dalem Sagening
(1580-1625)
5. Ida Dalem Dimade
(1625-1651).
Dua Raja Bali yang terakhir yaitu Ida Dalem Segening dan
Ida Dalem Dimade telah menurunkan cikal bakal penguasa di daerah-daerah. Ida
Dewa Manggis Kuning (1600-an) penguasa di Desa Beng adalah cikal bakal Dinasti
Manggis yang muncul setelah generasi II membangun Kerajaan Payangan
(1735-1843). Salah seorang putra raja Klungkung Ida Dewa Agung Jambe yang
bernama Ida Dewa Agung Anom muncul sebagai cikal bakal dinasti raja-raja di
Sukawati (1711-1771) termasuk Peliatan dan Ubud. Pada periode yang sama, yaitu
periode Gelgel muncul pula penguasa-penguasa daerah lainnya, yaitu I Gusti
Ngurah Jelantik menguasai Blahbatuh dan kemudian I Gusti Agung Maruti menguasai
daerah Keramas yang keduanya adalah keturunan Arya Kepakisan.
Masa kolonialisme
Dinamika pergumulan antara elit tradisional dari
generasi ke generasi telah berproses pada momentum tertentu, salah seorang
diantaranya sebagai pembangunan kota keraton atau kota kerajaan pusat
pemerintahan kerajaan yang disebut Gianyar.
Pembangunan Kota kerajaan yang berdaulat dan memiliki otonomi penuh adalah Ida
dewa Manggis Sakti, generasi IV dari Ida Dewa Manggis Kuning.
Sejak berdirinya Puri
Agung Gianyar 19 April 1771 sekaligus ibu kota Pusat
Pemerintah Kerajaan Gianyar adalah
tonggak sejarah. Sejak itu dan selama periode sesudahnya KerajaanGianyar yang berdaulat, ikut
mengisi lembaran sejarah kerajaan-kerajaan di Bali yang terdiri atas sembilan
kerajaan di Klungkung, Karangasem, Buleleng, Mengwi, Bangli, Payangan, Badung,
Tabanan dan Gianyar. Namun sampai akhir abat ke-19, setelah runtuhnya Payangan
dan Mengwi di satu pihak dan munculnya Jembrana dilain pihak maka Negara):
Klungkung, Karangasem, Bangli dan Gianyar (ENI, 1917).
Masa awal kemerdekaan
Ketika Belanda telah menguasai seluruh Pulau Bali,
Kedelapan bekas kerajaan tetap diakui keberadaannya oleh Pemerintah
Guberneurmen namun sebagai bagian wilayah Hindia Belanda yang dikepalai oleh
seorang raja (Selfbestuurder) di daerah Swaprajanya masing-masing. Selama masa
revolusi, ketika daerah Bali termasuk dalam wilayah Negara Indonesia Timur
(NIT) otonomi daerah kerjaan (Swapraja) ke dalam sebuah lembaga yang disebut
Oka, Raja Gianyar diangkat
sebagai Ketua Dewan Raja-raja menggantikan tahun 1947.
Selain itu pada periode NTT dua tokoh lainnya yaitu
Tjokorde Gde Raka Sukawati (Puri Kantor Ubud) menjadi Presiden NIT dan Ida A.A.
Gde Agung (Puri Agung Gianyar) menjadi Perdana Menteri NIT, Ketika Republik
Indonesia Serikat (RIS) kembali ke Negara Kesatuan (NKRI) pada tanggal 17
Agustus 1950, maka daerah-daerah diseluruh Indonesia dengan dikeluarkan
Undang-undang N0. I tahun 1957, yang pelaksanaannya diatur dengan Undang-Undang
No. 69 tahun 1958 yang mengubah daerah Swatantra Tingkat II (Daswati II). Nama
Daswati II berlaku secara seragam untuk seluruh Indonesia sampai tahun 1960.
Setelah itu diganti dengan nama Derah Tingkat II (Dati II).
Namun Bupati Kepala Derah Tingkat II untuk pertama
kalinya dimilai pada tahun 1960. Bupati pertama di DATI IIGianyar adalah Tjokorda
Ngurah (1960-1963). Bupati berikutnya adalah Drh. Tjokorda Anom Pudak
(1963-1964) dan Bupati I Made Sayoga, BA (1964-1965). Ketika
dilaksanakannya Undang-Undang No. 18 tahun 1965, maka DATI II diubah dengan
nama Kabupaten DATI II. Kemudian disempurnakan dengan dikeluarkannya
Undang-Undang No. 5 tahun 1974 yang menggantikan nama Kabupaten. Kepala
daerahnya tetap disebut Bupati.
Masa sekarang
Sejak tahun 1950 sampai sekarang yang hampir lima
dasawarsa lebih telah tercatat sembilan orang Kepala Pemerintahan/Bupati Gianyar, yaitu:
1. A.A. Gde Raka
(1950-1960)
2. Tjokorda Ngurah
(1960-1963)
3. Drh. Tjokorda Dalem
Pudak (1963-1964)
4. I Made Sayonga
(1964-1965)
5. Bupati I Made Kembar
Kerepun (1965-1969)
6. Bupati A.A. Gde Putra,
SH (1969-1983)
7. Bupati Tjokorda Raka
Dherana, SH (1983-1993)
8. Bupati Tjokorda Gde
Budi Suryawan, SH (1993-2003)
9. Bupati A.A.G. Agung
Bharata, SH (2003-2008)
10. Bupati Ir.Tjokorda Oka Artha Ardhana
Sukawati,MSi (2008-2013)
11. Bupati A.A.G. Agung Bharata, SH (2013-2018)
Dari sisi otonomi jelas nampak bahwa proses perkembangan
yang terjadi di Kota Gianyar.
Otonomi dan berdaulat penuh melekat pada Pemerintah kerjaan sejak 19 April 1771
kemudian berproses sampai otonomi Daerah di Tingkat II Kabupaten yang
diberlakukan sampai sekarang.
Berbagai gaya kepemimpinan dan seni memerintah dalam
sistem otonomi telah terparti di atas lembaran Sejarah KotaGianyar. Proses dinamika otonomi
cukup lama sejak 19 April 1771 sampai 19 April 2005 saat ini, sejak kota
keraton dibangun menjadi pusat pemerintahan kerajaan yang otonomi sampai sebuah
kota kabupaten, nama Gianyar diabadikan.
Sampai saat ini telah berusia 243 tahun, para pemimpin wilayah kotanya, dari
raja (kerajaan) sampai Bupati (Kabupaten), memiliki ciri dan gaya serta seni
memerintah sendiri-sendiri di bumi seniman. Seniman yang senantiasa membumi di
Gianyar dan bahkan mendunia.
Asal-usul Kota Gianyar Berawal Dari Desa Beng
Toko Bunga Di Gianyar
Toko Bunga Di Gianyar
Desa Beng Tidak bisa dilupakan dari
Sejarah Kota Gianyar, karena Asal-usul Kota Gianyar Berawal Dari Desa Beng.
Dari Babad Bengkel Manggis Kuning (Dewa Manggis Kuning) yang berkuasa di Desa
Beng Bersambung sampai berdirinya Griya Anyar (Gianyar).
Petualangan Dewa Manggis Kuning dari
Kerajaan Gelgel Swecapura pada rentang tahun 1580-1665 M diperintahkan oleh
Dhalem Segening sebagai sesuhunan Bali-Lombok VI. Dhalem Segening menjalankan
politik kawin masal untuk memperbanyak punya keturunan untuk memperkuat
kekuasaannya. Putra-putranya yang ditempatkan ke daerah-daerah yang jauh dari
Kerajaan Gelgel. Diantaranya yang terkemuka adalah I Gusti Ngurah Panji Sakti
yang berkuasa di Buleleng.
Pada suatu hari Dhalem Segening
berkunjung ke Desa Manggis Karangasem disana ia terpikat dengan gadis cantik
yang berwangsa ksatria. Dan kemudian gadis ini hamil, kemudian melahirkan putra
yang rupawan. Setelah lahir sampai dewasa ia tinggal di Desa Manggis Karangasem
bersama ibunya dan akhirnya ia menghadapi ayahnya ke Gelgel. Sesampainya di
Istana Gelgel mungkin karena kelelahan anak ini duduk di atas batu
keramat di depan istana, semua yang melihat tercengang, karena tidak ada
yang berani menduduki batu ini kecuali Dhalem dan putra-putranya. Dhalem
kemudian bertanya dari mana asal-usul anak ini. Setelah mendengar penjelasan
dari anak ini, Dhalem baru teringat, dan mengakui anak ini adalah putranya.
Anak ini diberi nama dengan Dewa Manggis Kuning, karena warna kulitnya
kekuning-kuningan.
Suatu hari Dhalem Segening dihadapi
oleh I Gusti Anglurah Arya Tegeh Kori yang berkuasa di daerah Badung. I Gusti
Anglurah Arya mengajukan permohonan kepada Dhalem agar memberikan salah satu
putranya untuk ditempatkan di Badung. Permohonan ini dikabulkan sehubungan
sering terjadi pertikaian di Kerajaan Tegeh Kori. Dhalem berkaitan dengan
permohonan ini, dan mempersilahkan Arya Badung tersebut ubtuk memilihsalah satu
putranya. Pada malam hari Arya Tegeh Kori mendatangi putra-putra Dalem yang
sedang tidur. Salah satunya mengeluarkan sinar dari wajahnya dan kemudian Arya
Tegeh Kori menandai kaki putra Dhalem dengan kapur sirih. Esok pagi harinya
Arya Badung menghampiri Dhalem memohon agar putranya yang ditandai dengan kapur
sirih berkenan untuk diajak (dibawa) ke Badung. Permohonan dikabulkan, Dewa
Manggis Kuning dibawa ke Badung, semenjak Dewa Manggis Kuning tinggal di
Badung, Badung menjadi tentram.
Selanjutnya karena Dewa Manggis
Kuning yang wajahnya rupawan di curigai oleh Arya Tegeh Kori, karena isu ada
hubungan rahasia dengan istrinya, yang berujung di usirlah Dewa Manggis Kuning.
Dewa Manggis Kuning secara diam-diam meninggalkan Badung menuju ke Desa Pahang,
daerah kekuasaan Arya Pinatih.
Keberadaan Dewa Manggis Kuning di
Desa Pahang membuat I Gusti Arya Pinatih merasa cemas, karena Arya Tegeh Kori
berambisi untuk menemukan Dewa Manggis Kuning hidup atau mati. Sebagai belas
kasihannya Arya Pinatih memberikan salah satu putrinya sebagai istri Dewa
Manggis Kuning untuk menemani perjalanan. Dewa Manggis Kuning juga menginap di
kerajaan I Gusti Penatih Bija di Desa Bun demi keamanan. Merasa tidak aman
dengan kerajaan Arya Tegeh Kori Badung, I Gusti Arya Bija menyarankan Dewa
Manggis Kuning segera meninggalkan Desa Bun.
Perjalanan dengan sembunyi-sembunyi
menuju arah timur dari Desa Pahang sampailah di alas (hutan) Bengkel. Setelah
merasa aman dari kejaran pasukan Arya Tegeh Kori, Dewa Manggis Kuning merabas
hutan kemudian ia bercocok tanam, beternak dan akhirnya menetap disana. Lama
kelamaan desa ini berkembang menjadi sebuah desa yang makmur dan dinamai dengan
Desa Alas Bengkel yang dari hutan kayu bengkel. Dan sekarang Desa Bengkel kita
kenal dengan sebutan Desa Beng. Desa Beng mengalami kemajuan yang pesat dari
segi perekonomian yang memberi kesejahteraan bagi masyarakat desa Beng. Dewa
Manggis Kuning setelah melakukan persediaan di Pura Bukit Jati dianugerahi
senjata sebuah keris yang diberi nama Ki Baru Kama. Senjata lainnya berupa
tombak juga diperoleh Dewa Manggis Kuning oleh bidadari yang mengaguminya.
Kedua senjata ini dipakainya untuk membebaskan Kerajaan Gelgel yang dikuasai I
Gusti Agung Merati. Bersama dengan 40 prajuritnya Dewa Manggis Kuning
ikut bagian perang. Dan berakhir kalahnya I Gusti Agung Maruti. Keturunan
Dalem Segening kembali bertahta, namun tidak menempati istana Gelgel karena
rusak parah dan di kotori oleh darah-darah dari peperangan. Mereka membuat
istana baru di Klungkung, istana ini diberi nama Smara Wijaya Pura, dengan raja
pertamanya bernama Dewa Agung Jambe. Kejayaan Dewa Manggis Kuning didengar oleh
kerajaan Buleleng dengan rajanya I Gusti Anglurah Panji Sakti. Dan raja
buleleng pun memimpin pasukannya untuk menyerbu ke desa Beng. Dewa Manggis
Kuning mendengar hal itu menjadi marah, Ia memimpin pasukannya untuk menjaga
Desa ini supaya mencegah adanya korban. Pasukan Dewa Manggis Kuning
bersenjatakan bambu runcing, bambu runcing ini di pasupati (di upacarai) di
sebuah tempat dan kemudian menjadi sebuah pura, bernama Pura Dalem Pering. Pura
ini disungsung oleh warga tertentu, dan barisan pring gading akhirnya bernama
watek penamun.
Berkat kecekatan Dewa Manggis Kuning,
raja Buleleng dan pasukannya mengalami kekalahan, mereka lari tunggang-langgang
meninggalkan Desa Beng. Bukti kemenangan berupa genta gajah dan sampai
kini masih ada. Demikian Sawah-sawah dan kebun kacang yang tempat gajah-gajah
makan, sekarang dinamai Subak Kacang Bedol. Semenjak itu tombak Dewa Manggis
Kuning yang sangat berjasa yang bernama Ki Baru Alis. Akhirnya Desa Beng
kembali tentram berkat karisma Dewa Manggis Kuning.
Karena usia tua Dewa Manggis Kuning
pun wafat, yang meninggalkan seorang putra yang bernama Dewa Manggis Pahang.
Nama ini diambil dari nama ibunya, yaitu I Gusti Ayu Pahang, yang berasal dari
desa Pahang Badung. Dewa Manggis Pahang menjadi generasi kedua, juga disebut
Dewa Manggis II.
Dewa Manggis Pahang (Dewa Manggis II)
Toko Bunga Di Gianyar
Toko Bunga Di Gianyar
Dewa Manggis Pahang menggantikan
ayahnya memimpin Desa Beng, menjadi kepala desa. Dewa Manggis Pahang menurunkan
5 putra terkemuka. Ibu dari trek ksatria pungakan dari desa Beng; Dewa Manggis
Bengkel. Ibu dari treh Arya Pinatih dari desa Tulikup, menurunkan Dewa Made
Pinatih, Dewa Nyoman Pinatih,Dewa Ketut Pinatih. Dari ibu wangsa sudra dari
desa Dauh Uma menurunkan Dewa Gede Kesiman. Dewa Made Pinatih, Dewa Nyoman
Pinatih, Dewa Ketut Pinatih pindah mendirikan puri di desa Serongga. Dewa Ketut
Pinatih kemudian pindah lagi dan membangun puri di Abiansemal. Sekentara Dewa
Gede Kesiman mendirikan puri di desa Bitera.
Dewa Nyoman Pinatih bergelar Dewata
di pendem, karena ia dibunuh oleh adiknya Dewa Ketut Pinatih di desa Kesian
Gianyar. Di tempat itu kemudian dibuat pura dan bernama Pura Pendem, yang
disungsung oleh desa Kesian Gianyar. Tidak ada yang menduga terjadi pembunuhan
di tempat itu, sehingga tempat itu disebut Tanon, dari Tan Naon (tidak
terduga).
Dewa Manggis Bengkel tetap tinggal di
kediaman ayahnya di Desa Beng. Ia menggantikan kedudukan ayahnya menjadi kepala
desa Beng. DEWA manggis Bengkel sebagai generasi berikutnya disebut Dewa
Manggis III.
Dewa Manggis Bengkel (Dewa Manggis III)
Toko Bunga Di Gianyar
Toko Bunga Di Gianyar
Dewa Manggis Bengkel jatuh hati
kepada putri Dewa Gede Pemecutan yang berkuasa di kerajaan Taman Bali Bangli,
yang bernama Dewa Ayu Nila Puri. Suatu hari Dewa Manggis Bengkel mengambil
paksa sang putri yang sedang mandi di Taman Tirtha Harum, yang terletak di
selatan Taman Bali Bangli. Sang putri diboyong ke Desa Beng.
Raja Taman Bali ternyata salut dengan
keberanian Dewa Manggis Bengkel. Sehingga hubungan Desa Beng dan Taman Bali
bertambah erat. Dari pernikahan Dewa Manggis Bengkel dan Dewa Ayu Nila Puri
menurunkan putra terkemuka bernama Dewa Manggis Api. Disebut juga Dewa Manggis
IV. Ia kemudian menggantikan ayahnya yang wafat karena usia tua.
======================================================================
Toko
Bunga Di Gianyar Toko Bunga Di Gianyar Toko
Bunga Di Gianyar Toko Bunga Di Gianyar Toko Bunga Di
Gianyar Toko Bunga Di Gianyar Toko Bunga Di Gianyar Toko
Bunga Di Gianyar Toko Bunga Di Gianyar Toko Bunga Di
Gianyar Toko Bunga Di Gianyar Toko Bunga Di Gianyar
Toko Bunga Di Gianyar Toko Bunga Di Gianyar Toko
Bunga Di Gianyar Toko Bunga Di Gianyar Toko Bunga Di
Gianyar Toko Bunga Di Gianyar Toko Bunga Di Gianyar
Toko Bunga Di Gianyar Toko Bunga Di Gianyar Toko
Bunga Di Gianyar Toko Bunga Di Gianyar Toko Bunga Di
Gianyar Toko Bunga Di Gianyar Toko Bunga Di Gianyar
Toko Bunga Di Gianyar Toko Bunga Di Gianyar Toko
Bunga Di Gianyar